Tingginya tingkat literasi keuangan seorang individu akan memberikan dampak positif terhadap tingkat kesejahteraan keuangannya.
Lalu sebenarnya bagaimana contoh penerapan literasi keuangan dalam kehidupan sehari-hari?
Ada banyak contoh sederhana aktivitas yang menggambarkan seorang individu memiliki tingkat literasi keuangan yang baik.
Yuk simak contoh aktivitas yang menggambarkan literasi keuangan dalam pembahasan berikut.
Adanya Kesadaran Seorang Individu untuk Menabung Sejak Dini
Penanaman literasi keuangan sejak dini untuk anak-anak kita merupakan hal yang sangat penting, sebagai bekal dalam pengelolaan keuangannya di masa dewasanya kelak.Salah satu hal sederhana yang bisa kita tanamkan untuk anak sejak dini yaitu kebiasaan menabung. Menabung merupakan bagian dari mengelola surplus keuangan untuk disimpan dengan tujuan tertentu.
Dengan terbiasa menabung sejak dini, akan memunculkan kesadaran dalam diri anak bahwa menabung merupakan hal penting dan dengan sadar menyisihkan uangnya untuk ditabung. Ini menjadi bekal pengetahuan dan bekal karakter positif bagi anak untuk masa depannya.
Dengan berkembangnya kesadaran masyarakat untuk menabung sejak dini, Lembaga Keuangan juga sudah banyak yang memiliki produk tabungan khusus untuk anak dengan tanpa ada biaya administrasi serta dilengkapi dengan berbagai kemudahannya.
Lembaga Keuangan merespon meningkatnya angka literasi keuangan masyarakat di Indonesia dengan meluncurkan berbagai macam jenis produk tabungan mulai dari mencakup segmen anak-anak sampai dewasa. Hal ini dilakukan Lembaga keuangan agar dapat memenuhi kebutuhan masyarakat dibidang perbankan.
Adanya Kesadaran Individu Berinvestasi
Dahulu, banyak orang beranggapan bahwa investasi adalah kegiatan yang diperuntukkan bagi kalangan atas (orang kaya). Pandangan ini muncul karena investasi dipandang sebagai aktivitas yang membutuhkan uang yang banyak.Namun, sekarang seiring dengan meningkatnya literasi keuangan masyarakat. Lembaga keuangan banyak yang membuka peluang dengan memberi pengalaman berinvestasi dengan modal awal nominal yang terjangkau bagi investor pemula.
Investor pemula rata-rata sudah memiliki pengetahuan bahwa investasi akan menguntungkan bagi mereka dalam jangka panjang. Akan tetapi, karena mereka belum memiliki skill dalam berinvestasi maka rata-rata akan cenderung memilih investasi yang aman.
Lembaga keuangan berlomba-lomba menawarkan produk investasi yang rendah resiko bahkan relative aman bagi investor pemula. Bahkan, saat ini ada produk investasi dengan nominal Rp. 10.000,-.
Nah, dari pada Rp. 10.000,- dibuat jajan mending diinvestasikan ya sob…hehehee….
Literasi keuangan yang baik salah satunya dapat ditunjukkan dengan seberapa baik seorang individu dalam mengelola utangnya.
Utang tidak selalu menjadi pilihan keputusan yang buruk jika seseorang tersebut dapat dengan bijak menggelolanya.
Utang dengan tujuan digunakan untuk kegiatan yang produktif akan memberikan keuntungan.
Misalkan, bisnis yang dijalankan oleh seorang individu sedang bagus-bagusnya, namun tidak memiliki modal lebih untuk melakukan pengembangan bisnisnya. Maka sah-sah saja mengambil keputusan berhutang untuk mengembangkan bisnisnya dengan harapan bisnis yang dijalani akan semakin maju.
Berbanding terbalik jika seorang individu memutuskan untuk berhutang namun dengan tujuan digunakan untuk memenuhi kebutuhan konsumtif, maka akan menimbulkan masalah dalam kehidupan keuangannya.
Kesalahan dalam mengelola hutang akan memberikan dampak buruk terhadap tingkat stabilitas keuangan dimasa depan.
Nah, dari pada Rp. 10.000,- dibuat jajan mending diinvestasikan ya sob…hehehee….
Memiliki Kemampuan Memutar Uang Pinjaman untuk Aktivitas Produktif
Kemampuan mengatur utang merupakan salah satu contoh dari literasi keuangan masyarakat dalam kehidupan sehari-hari.Literasi keuangan yang baik salah satunya dapat ditunjukkan dengan seberapa baik seorang individu dalam mengelola utangnya.
Utang tidak selalu menjadi pilihan keputusan yang buruk jika seseorang tersebut dapat dengan bijak menggelolanya.
Utang dengan tujuan digunakan untuk kegiatan yang produktif akan memberikan keuntungan.
Misalkan, bisnis yang dijalankan oleh seorang individu sedang bagus-bagusnya, namun tidak memiliki modal lebih untuk melakukan pengembangan bisnisnya. Maka sah-sah saja mengambil keputusan berhutang untuk mengembangkan bisnisnya dengan harapan bisnis yang dijalani akan semakin maju.
Berbanding terbalik jika seorang individu memutuskan untuk berhutang namun dengan tujuan digunakan untuk memenuhi kebutuhan konsumtif, maka akan menimbulkan masalah dalam kehidupan keuangannya.
Kesalahan dalam mengelola hutang akan memberikan dampak buruk terhadap tingkat stabilitas keuangan dimasa depan.
Produk Keuangan Digital Menjadi Gaya hidup
Dewasa ini, produk keuangan digital semakin diminati oleh masyarakat. Hal ini menunjukkan bahwa literasi keuangan digital masyarakat semakin meningkat.Sejak terjadinya pandemic covid-19 beberapa tahun lalu, untuk menghindari covid-19 masyarakat dipaksa oleh kondisi untuk menggunakan produk keuangan digital. Sehingga, secara tidak langsung telah mendorong kemajuan literasi keuangan digital masyarakat.
Beberapa contoh produk keuangan digital yang dekat dengan kehidupan masyarakat sehari-hari di antaranya e-money, pay later dan lain sebagainya.
Setelah beberapa tahun berjalan banyak masyarakat yang memahami bahwa transaksi nontunai dibutuhkan bahkan saat ini sudah menjadi gaya hidup sebagian dari masyarakat kita. Adanya kemudahan serta lebih cepat dan efektif hanya dengan smartphone, menjadikan masyarakat lebih menyukai menggunakan transaksi non tunai untuk memenuhi kebutuhan transaksi dalam kehidupan sehari-hari.
Selain itu, dengan transaksi nontunai dapat masyarakat pengguna mendapat keuntungan lebih mudah melacak keluar masuknya uang. Sangat menguntungkan apalagi yang pelupa seperti saya…hhehe..
Masyarakat Banyak yang Menggunakan Lembaga Keuangan Syari’ah
Hasil survey Otoritas Jasa Keuangan (OJK) pada tahun 2022 menemukan bahwa Indeks literasi keuangan syariah masyarakat Indonesia yaitu sebesar 9,14%. Angka tersebut memang masih tergolong rendah, namun meskipun masih relative rendah sudah mengalami kenaikan jika dibandingkan dengan tahun 2019 yang hanya 8,93%.Kenaikan ini juga dipengaruhi oleh banyaknya Lembaga keuangan serta masyarakat yang gencar mengkampanyekan tentang keuangan syariah.
Sehingga, saat ini Lembaga keuangan syariah mulai berkembang di Indonesia. Banyak masyarakat utamanya masyarakat muslim yang lebih memilih layanan perbankan atau layanan pembiayaan berbasis syariah.
Adanya Partisipasi Aktif Masyarakat Memberikan Edukasi dan Mengkampanyekan Tentang Keuangan
Adanya perkembangan teknologi dan informasi yang sangat pesat, dapat mempermudah masyarakat untuk mendapatkan pengetahuan baru.Saat ini, ruang komunikasi terbuka luas di ruang digital. Seseorang tidak perlu capek-capek datang ke Lembaga keuangan untuk mendapatkan pengetahuan tentang keuangan. Sambil tiduran dikamar, menggunakan smartphone dengan akses internet kita sudah bisa mendapatkan segudang informasi.
Contohnya, banyak masyarakat yang dengan senang hati berbagi informasi dengan tujuan memberikan edukasi tentang keuangan di media sosial seperti di tiktok, Instagram, youtube dan lain sebagainya.
Partisipasi aktif masyarakat dalam berbagi informasi ini menjadi pertanda bahwa literasi keuangan masyarakat sudah cukup baik.
Penutup
Nah itulah penjelasan lengkap mengenai contoh literasi keuangan dalam kehidupan sehari-hari.Dengan menerapkan literasi keuangan dalam kehidupan sehari-hari, diharapkan dapat membawa keberhasilan dalam menjaga kondisi keuangan yang stabil.
Yuk, mulai melek literasi keuangan dari sekarang! Ajak orang di sekitarmu juga ya!
Baca juga artikel saya tentang "Mengenal 4 Tingkat Literasi Keuangan dan Indikator Pengukurnya"
Terlihat mudah, tapi pelaksanaannya cukup berat. Apalagi bagi mereka yang berpenghasilan pas-pasan. Namun dengan komitmen dan konsistensi yang tinggi dalam mengelola keuangan secara bijak, maka pengelolaan keuangan akan lebih baik. Artikelnya keren banget, sekaligus menjadi self reminder buat saya
BalasHapushal pertama ketika memiliki uang dari hasil kerja keras adalah uang tidak hanya sebagai alat pembayaran tapi juga sebagai bentuk tanggung jawab, dihabiskan atau dikelola dengan baik berada di tangan kita, dan menabung salah satu hal bentuk peduli pada hari esok
BalasHapusHal mendasar yang menjelaskan kalau kita punya literasi yang bagus adalah menyadari kalau kita perlu menabung sejak dini. Bukan hanya sekedar menyadari sih. Tapi, benar-benar kita lakukan. Meski hanya sedikit demi sedikit.
BalasHapuspenting sekali untuk paham literasi keuangan sejak dini, agar kelak dapat memanajemen keuangan dengan baik dan menjaga kondisi keuangan agar stabil
BalasHapusEnam literasi keuangan di atas memang relate banget ya dengan kondisi saat ini. Tapi masih banyak informasi plua minus tentang investasi bagi yang modalnya kecil
BalasHapusBeberapa kali teman sekantor mengajak saya ngobrol seputar investasi, juga dana pensiun. Kami sudah ada pandangan apa instrumen yang sekiranya cocok buat kami. Pelan tapi pasti kami terus mengasah literasi keuangan. Setidaknya bisa jadi teladan buat anak cucu kelak.
BalasHapusAku ada tabungan khusus di Bank syariah dan layanannya cukup memuaskan. Tapi untuk investasi masih yg konvensional sih.
BalasHapusPerlu banget ya sosialisasi literasi keuangan di masyarakat biar mereka makin jago atur uang.
Sejak kecil kita memang Sudah diajarkan menabung. Dan itu seringnya dari uang jajan atau uang saku. Dan Memang Sekarang lebih mudah berinvetasi, juga secara online. Bahkan dari 10 ribu bisa berinvestasi.
BalasHapussaya terditraski dengan komennya kak hendra, hehe. memang investasi dan menabung prioritasnya berbeda tergantung kondisi ekonomi. yang pas pas an mungkin sebisa mungkin gimana biar modal bisa ngasilin margin. ada lebih baru bisa nabung. belum bicara soal investasi ya. tapi mungkin kembali lagi ke kesepakatan keuangan bersama dalam keluarga ya.
BalasHapusDari dulu saya selalu tertarik untuk belajar seluk beluk keuangan termasuk keuangan rumah tangga, karena bagaimanapun juga mengelola keuangan itu penting demi masa depan, ga bisa seenaknya saja atau asal pinjam uang untuk memenuhi keinginan
BalasHapusHal inilah yang juga saya coba terapkan ke anak-anak, mulai dari bagaimana menyimpan uang, mengelola uang saku, mengelola uang THR, harus sabar dengan prosesnya
Sebagai ibu rumah tangga berat juga lho pas harus mengatur keuangan di rumah. Jomplang nya antara pemasukan dan kebutuhan itu yg jadi masalah bikin pusing
BalasHapusBener banget kita harus melek literasi keuangan, karena uang itu bukan sekedar pendapatan dan pengeluaran aja tapi bagaimana kita bisa memanage nya salah satunya jika berhutang atau investasi.
BalasHapusAku juga lagi pelajari literasi keuangan, agar uang digunakan sebagaimana mestinya.
Sangat penting untuk memulai belajar literasi keuangan sejak dini. Hal ini dapat membantu kita untuk membuat keputusan keuangan yang bijak di masa depan.
BalasHapusmemiliki dana darurat perlu banget deh. Hal ini dapat membantu kita untuk menghadapi situasi keuangan yang tidak terduga.
kalau melihat saat ini gaya hidup jaman now udah terbiasa dengan produk keuangan digital ya kak, karena memang bikin simple pembayaran
BalasHapusSampai ke tahap bisa menabung, mengatur pola pengeluaran, sampai mulai melirik investasi saja sudah termasuk bagus ya. Benar sih, belajar soal literasi keuangan itu nggak bisa menunggu sampai besar atau berpenghasilan dulu, melainkan mulai dibiasakan sedari usia dini.
BalasHapusKelihatannya simple ya memahami dan melaksanakan literasi keuangan. Tapi kok ya dicoba susah kali. Saya belum bisa untuk berinvestasi nih..masih hanya dalam keinginan.
BalasHapusSalah satu kesalahan mendasar pendidikan kita adalah tidak mengajarkan ilmu tentang pengelolaan keuangan sejak dasar. Padahal itu yang sangat penting dalam kehidupan.
BalasHapusSemoga dgn makin banyak masyarakat mengerti tentang literasi keuangan, makin pintar masyarakat mengelola keuangannya. Termasuk menghindari pinjol, judi online dan segala macamnya. Apalagi kalau ada literasi keuangan yg syariah krn mayoritas penduduk di Indonesia beragama Islam. Jangan sampe kalah dgn Malaysia dong.
Selama ini pemahamanku tentang literasi keuangan hanya sekedar memahami makna uang dan cara menggunakan yang tepat, setelah membaca artikel ini jadi paham jika makna literasi keuangan itu luas ya
BalasHapusDiriku termasuk yg lebih suka cash less dibandingkan bayar tunai. Jd lebih terkontrol dan ketahuan uangnya pergi kemana.
BalasHapusMengedukasi anak tentang literasi keuangan sejak dini ini memang penting banget. Apalagi di masa pascalebaran gini, anak-anak punya banyak uang dari hasil amplop lebaran, harus diarahkan untuk ditabung, agar tidak boros jajan ya...
BalasHapusTermasuk aku sih dulu sangat kurang literasi keuangannya saat muda. Namun, Alhamdulillah sekarang banyak platform atau penjelasan secara online tentang pentingnya literasi keuangan ini ya
BalasHapusSedang belajar konsisten untuk menabung, membiasakan menyisihkan sebagian pendapatan untuk ditabung gak mudah ternyata. Apalagi pemasukan tiap bulan yang pas-pasan. hehehe...Sering khilafnya, yang rencana awal mau ditabung ehh.. ternyata ikut dipakek buat belanja..
BalasHapusSetelah membaca soal literasi keungan, sekarang ada artikel nih tentang contoh literasi keuangan dalam kehidupan sehari2. Ini harusnya bisa mulai diaplikasikan segera ya hhe. Terima kasih mba atas sharingnya.
BalasHapusSaya termasuk yang menggunakan produk keuangan digital dan juga menggunakan lembaga keuangan syariah untuk transaksi keuangan. Memang harus bisa adaptasi ya kita dengan setiap kemajuan, termasuk dalam hal dunia finansial agar bisa menyesuaikan dengan zaman
BalasHapusAlhamdulillah sejak kecil orangtua sudah membiasakan kami menabung. Namun untuk investasi tahu sama sekali nih, Kak. Boleh tolong dibahas lebih dalam lagi? Terutama investasi untuk yang dananya kecil. Terima kasih.
BalasHapusSaat ini banyak cara berinvestadi dan makin mudah berinvestasi bagi masyarakat. Bagaimana dengan investasi emas mbak? Apakah lebih menguntungkan?
BalasHapusNah ini penting banget, sebenarnya contoh literasi keuangan dalam kehidupan sehari-hari itu banyak ya. dan salah satu cara mengenalkan bentuk literasi keuangan pada anak-anak adalah dengan mengajarkan mereka menabung. Aku sedang mencoba menerapkan ini pada anak-anakku.
BalasHapusKlo aku lebih baik tidak menggunakan atau coba-coba dengan uang pinjaman itu jauh lebih baik dari pada berfikir memutar kembali yang belum tentu usaha itu akan berjalan atau tidak
BalasHapusAku sekarang di fase pelan-pelan melepas diri dari bayar nanti di aplikasi. Salah satu slot keuangan yang bikin ganggu keseimbangan tiang keuangan rumah tangga 🤣.
BalasHapusArtikel uang makin bikin tertampar untuk menata diri untuk literasi keuangan bukan cuma literasi dua jempol di sosmed aja huhu
Literasi keuangan merupakan salah satu skill yang harus dikuasai ibu rumah tangga nih. Kemampuan ibu yang satu ini sangat berpengaruh pada keberlangsungan sebuah rumah tangga.
BalasHapusLiterasi keuangan ini merupakan salah satu keterampilan yang hidup yang wajib diajarkan sejka dini pada anak sehingga mereka menjadi melek literasi keuangan, sayangnya media informasi tidak banyak untuk edukasi hal ini
BalasHapusKeknya baru poin pertama aja yang saya terapkan 😅 saya masih termasuk golongan yang memandang investasi tuh jauuuh banget karena belum ada alokasi uang "dingin". 🤣 Pengen investasi dengan nabung emas aja masih maju mundur, bingung 😂
BalasHapus